Catatan al-Ajurumiyyah: 10 Amil Nawashib
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Fi’il mudlori dibaca nashob ketika dimasuki amil yang menashobkan, amil nashob ada 10.
1. Huruf أَنْ (Bahwa)
Huruf an adalah huruf mashdariyyah yang menashobkan fi’il mudlori setelahnya dan membuat fi’il tersebut menjadi istiqbal. Contoh:
يُرِيْدُ اللهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ
Allah menghendaki untuk meringankan sesuatu dari kalian.
2. Huruf لَنْ (Tidak Akan)
Huruf lan adalah huruf nafi yang menafikan dan menashobkan fi’il mudlori dan membuat fi’il tersebut menjadi istiqbal. Contoh:
لَنْ يَقُوْمَ زَيْدٌ
Zaid tidak akan berdiri.
3. Huruf إِذَنْ (Kalau Begitu)
Huruf idzan adalah huruf jawab yang menashobkan fi’il mudlori dan membuat fi’il tersebut menjadi istiqbal. Kalam idzan dan fi’il mudlorinya digunakan untuk menjawab kalam sebelumnya. Contoh:
أَزُوْرُكَ
Aku akan mengunjungimu.
Jawab:
إِذَنْ أُكْرِمَكَ
Kalau begitu aku akan memuliakanmu.
4. Huruf كَيْ (Agar / Supaya)
Huruf kay adalah huruf mashdariyyah yang didahuli lam ta’lil secara lafadh atau taqdir, menashobkan fi’il mudlori. Contoh:
جِئْتُ كَيْ تُعَلِّمَنِى
Aku datang supaya engkau mengajariku.
لِكَيْلاَ تَفْعَلُوْا
Agar kalian tidak melakukan.
5. Huruf لَامُ كَيْ (Agar / Supaya / Untuk)
Huruf lam kay adalah huruf lam yang menunjukan makna ta’lil. Dinamakan lam kay karena huruf كَيْ bisa menggantikan huruf lam tersebut. Fi’il mudlori setelahnya menjadi nashob karena ada huruf an yang dikira-kirakan. Contoh:
جِئْتُ لِأَزُوْرَكَ
Aku datang untuk mengunjungimu.
6. Huruf لاَمُ الْجُحُوْدِ
Yaitu lam yang terletak setelah lafadh مَا كَانَ atau لَمْ يَكُنْ.. Fi’il mudlori setelahnya menjadi nashob karena ada huruf an yang dikira-kirakan. Contoh:
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيْهِمْ
Dan tidak selayaknya Allah menyiksa kaum sementara kamu ada di dalamnya.
لَمْ يَكُنِ اللهِ لِيَغْفِرَ لَهُمْ
Allah tidak akan mengampuni mereka.
7. Huruf حَتَّى
Maknanya hingga atau ta’lil, menashobkan fi’il mudlori setelahanya karena ada huruf an yang dikira-kirakan. Contoh:
حَتَّى يَرجِعَ اِلَيْنَا مُوْسَى
Sehingga musa kembali kepada kami.
أَسْلِمُ حَتَّى تَدْخُلُ الْجَنَّةَ
Masuklah agama Islam agar masuk surga.
8 dan 9. فَاءْ dan وَاوُ Jawab
Yaitu fa’ yang bermakna “sebab” di kalam nafi dan tholab. Day wawu yang bermakna “serta” di kalam nafi dan tholab. Fi’il mudlori setelahnya menjadi nashob karena ada huruf an yang dikira-kirakan.
Contoh nafi:
لَمْ تُرْحَمْ فَتُرْحَمَ
Belum disayang, maka menjadi sebab akan disayang.
لاَ نَأْمُرُ بِالْخَيْرِ وَنُعْرِضَ
Kami tidak menyuruh berbuat baik sementara kami berpaling
Contoh tholab:
هَلْ تَرْحَمُوْنَ فَتَرْحَمُوْا
Apakah kalian menyayangi? Maka menjadi sebab kalian disayang.
لاَ تَأْمُروْا بِاْخَيْرِ وَتُعْرِضُوْا
Jangan kalian menyuruh berbuat baik sementara kalian belum berpaling.
10. Huruf جَوَابٌ بِأَوْ
Yaitu huruf athof aw jawab yang bermakna إِلَى atau إِلاَّ. Fi’il mudlori setelahnya menjadi nashob karena ada huruf an yang dikira-kirakan. Contoh:
لَأَسْتَسْهِلَنَّ الصُّعْبَ أَوْ أُدْرِكَ الْمُنَى
Sungguh aku menganggap mudah suatu kesulitan hingga aku meraih apa yang dicita-citakan.
لَتَقْتُلَنَّ الْكَافِرُ أَوْ يُسْلِمَ
Sungguh aku akan membunuh orang kafir kecuali ia mau masuk Islam.