Catatan al-Ajurumiyyah: Amil-Amil Yang Memasuki Mubtada'
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Mubtada’ dapat dimasuki tiga amil berikut:
- كَانَ dan saudara-saudaranya.
- إِنَّ dan saudara-saudaranya.
- ظَنَّ dan saudara-saudaranya.
Kaana (كَانَ) dan Saudara-saudaranya
Amil kaana dan saudara-saudaranya merofa’kan mubtada’ dijadikan isim kaana dan menashobkan khobar.
Contoh:
كَانَ اللهُ غَفُوْرًا رَحِيْمًا (Allah adalah Dzat Maha Pengampun dan Penyayang)
Saudara-saudaranya kaana:
- أَمْسَى (Waktu sore), contoh: أَمْسَى زَيْدٌ غَنِيًّا (Zaid menjadi kaya di sore hari)
- أَصْبَحَ (Waktu pagi), contoh: أَصْبَحَ اَلْبَرْدُ شَدِيْدًا (Pagi hari menjadi sangat dingin)
- أَضْحَى (Waktu duha), contoh: أَضْحَى الْفَقِيْهُ وَرِعًا (Pada waktu duha ahli fikih menjadi wira’i)
- ظَلَّ (Waktu siang), contoh: ظَلَّ زَيْدٌ قَائِمًا (Pada waktu siang Zaid berdiri)
- بَاتَ (Waktu malam), contoh: بَاتَ زَيْدٌ سَاهِرًا (Pada waktu malam Zaid tidak tidur)
- صَارَ (Menjadi), contoh: صَارَ السَّعْرُ رَخِيْصًا (Harga menjadi murah)
- لَيْسَ (Tidak), contoh: لَيْسَ زَيْدٌ قَائِمًا (Zaid sudah tidak berdiri)
- مَا زَالَ (Senantiasa), contoh: مَا زَالَ مُحَمَّدٌ كَرِيْمًا (Muhammad senantiasa mulia)
- مَا فَتِئَ (Senantiasa), contoh: مَا فَتِئَ مُحَمَّدٌ كَرِيْمًا (Muhammad senantiasa mulia)
- مَا بَرِحَ (Senantiasa), contoh: مَا بَرِحَ مُحَمَّدٌ كَرِيْمًا (Muhammad senantiasa mulia)
- مَا انْفَكَّ (Senantiasa), contoh: مَا انْفَكَّ مُحَمَّدٌ كَرِيْمًا (Muhammad senantiasa mulia )
- مَا دَامَ (Terus menerus), contoh: لاَ أَصْحَبُكَ مَا دَامَ زَيْدٌ مُتَرَدِّدًا اِلَيْكَ (Aku tidak akan menemanimu selama Zaid terus menerus mmendatangimu)
Tashrif Kaana dan Saudara-saudaranya
Kaana dan saudara-saudaranya ada yang bisa ditashrif ke fi’il mudlori’ dan amar, yaitu:
- كَانَ
- أَمْسَى
- أَصْبَحَ
- أَضْحَى
- ظَلَّ
- بَاتَ
- صَارَ
Contoh:
- Fi’il madli: كَانَ زَيْدٌ مُؤْمِنًا (Zaid adalah seorang mukmin)
- Fi’il mudlori’: يَكُوْنُ زَيْدٌ مُؤْمِنًا (Zaid menjadi seorang mukmin)
- Fi’il amar: كُنْ مُؤْمِنًا (Jadilah orang mukmin!)
Ada juga yang hanya bisa ditashrif ke fi’il mudlori’ saja, yaitu:
- مَا بَرِحَ
- مَا انْفَكَّ
- مَا فَتِئَ
- مَا زَالَ
Contoh:
- Fi’il madli: مَا زَالَ زَيْدٌ مُخْتَلِفًا (Zaid senantiasa berbeda pendapat)
- Fi’il mudlori’: لاَ يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَ (Mereka senantiasa berbeda pendapat)
Ada juga yang tidak bisa ditashrif ke bentuk lain, yaitu:
- لَيْسَ
- مَا دَامَ
Inna (إِنَّ) dan Saudara-saudaranya
Amil inna dan saudara-saudaranya menashobkan mubtada’ dijadikan isim inna dan merofa’kan khobar.
Contoh:
إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ (Sesungguhnya Allah itu Dzat Maha Pengampun dan Penyayang)
Makna inna dan saudara-saudaranya:
- إِنَّ (Menguatkan makna), contoh: إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ (Sungguh Zaid itu berdiri)
- أَنَّ (Menguatkan makna), contoh: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ (Aku bersaksi, bahwa sungguh Muhammad adalah Utusan Allah)
- لَكِنَّ (Tetapi, untuk menepis dugaan makna mubtada’), contoh: قَامَ الْقَوْمُ لَكِنَّ زَيْدًا جَالِسٌ (Kaum berdiri, tetapi Zaid duduk)
- كَأَنَّ (Menyerupakan makna isim dengan khobarnya), contoh: كَأَنَّ زَيْدًا أَسَدٌ (Zaid seperti macan)
- لَيْتَ (Mengharapkan sesuatu yang mustahil atau sangat sulit terjadi), contoh: لَيْتَ الشَّبَابَ عَائِدٌ (Semoga saja masa muda kembali)
- لَعَلَّ (Mengharapkan sesuatu yang mudah terjadi atau sesuatu yang disenangi), contoh: لَعَلَّ زَيْدًا قَدِمٌ (Semoga saja Zaid datang)
Dhonna (ظَنَّ) dan Saudara-saudaranya
Amil dhonna dan saudara-saudaranya menashobkan mubtada’ dijadikan maf’ul bih pertama dan menashobkan khobar dijadikan maf’ul bih kedua.
Contoh:
ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku kira Zaid itu berdiri)
Makna dhonna dan saudara-saudaranya:
- ظَنَّ (Mengira / Menduga), contoh: ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku kira Zaid itu berdiri)
- حَسِبَ (Mengira / Menduga), contoh: حَسِبْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku kira Zaid itu berdiri)
- خَالَ (Mengira / Menduga), contoh: خِلْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku kira Zaid itu berdiri)
- زَعَمَ (Mengira / Menduga), contoh: زَعَمْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku kira Zaid itu berdiri)
- عَلِمَ (Mengira / Menduga), contoh: عَلِمْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku yakin Zaid itu berdiri)
- وَجَدَ (Meyakini), contoh: وَجَدْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku yakin Zaid itu berdiri)
- وَجَدَ (Meyakini), contoh: وَجَدْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku yakin Zaid itu berdiri)
- اِتَّخَذَ (Menjadikan), contoh: اِتَّخَذْتُ زَيْدًا صَدِيْقًا (Aku menjadikan Zaid itu teman)
- سَمِعَ (Mendengar), contoh: سَمِعْتُ زَيْدًا يَقُوْلُ (Aku mendengar Zaid berkata)