Catatan al-Ajurumiyyah: Mengenal Istitsna
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Istitsna adalah huruf untuk mengecualikan sesuatu dari hukum pada lafadh sebelumnya. Sesuatu yang dikecualikan disebut dengan mustatsna. Lafadh yang dikenakan pengecualian disebut mustatsna minhu.
Contoh:
جَاءَ الْقَوْمُ إِلاَّ زَيْدًا (Telah datang kaum kecuali Zaid)
Pembagian Mustatsna (Yang dikecualikan)
Mustatsna dibagi menjadi dua:
- Muttashil, yaitu bagian dari mustatsna minhu, contoh: جَاءَ الْقَوْمُ إِلاَّ زَيْدًا (Telah datang kaum kecuali Zaid). Zaid adalah bagian dari kaum.
- Munqoti’, yaitu yang bukan dari mustatsna minhu, contoh: جَاءَ الْقَوْمُ إِلاَّ حِمَارًا (Telah datang kaum kecuali keledai). Keledai bukan bagian dari kaum.
Huruf-Huruf Istitsna
Huruf istitsna ada delapan:
- إِلاَّ (Kecuali)
- غَيْرُ (Selain)
- سِوًاى (Selain)
- سُوًاى (Selain)
- سَوًاءٌ (Selain)
- خَلاَ (Selain)
- عَدَا (Selain)
- حَاشَا (Selain)
Penggunaan إِلاَّ
Jika mustatsnanya munqoti’, maka dia wajib dibaca nashob.
جَاءَ الْقَوْمُ إِلاَّ حِمَارًا (Telah datang kaum kecuali keledai)
Jika mustatsnanya muttashil, disebutkan mustatsna minhunya, dan kalimatnya positif, maka dia wajib dibaca nashob.
جَاءَ الْقَوْمُ إِلاَّ زَيْدًا (Telah datang kaum kecuali Zaid)
Jika mustatsnanya muttashil, disebutkan mustatsna minhunya, dan kalimatnya negatif, maka dia boleh dibaca nashob boleh juga badal ke mustatsna minhunya.
مَا جَاءَ الْقَوْمُ إِلاَّ زَيْدًا / زَيْدٌ (Kaum tidak datang kecuali Zaid)
Jika mustatsnanya muttashil dan tidak disebutkan mustatsna tida disebutkan, maka dia dibaca sesuai amilnya, bisa nashob, rofa’ atau jar.
- مَا جَاءَ إِلاَّ زَيْدٌ (Tidak ada seorangpun yang datang kecuali Zaid), dibaca rofa’ karena mustatsna sebagai fa’il.
- مَا رَأَيْتُ إِلاَّ زَيْدًا (Aku tidak melihat seorangpun kecuali Zaid), dibaca nashob karena mustatsna sebagai maf’ul bih.
- مَا مَرَرْتُ إِلاَّ بِزَيْدٍ (Aku tidak bertemu seorangpun kecuali dengan Zaid), dibasa jar karena mustatsna didahului huruf jar.
Penggunaan غَيْرُ
Mustatsnanya dibaca jar karena menjadi mudhof ilaihnya غَيْرُ, sedangkan huruf غَيْرُ dibaca dengan cara yang sama seperti mustatsnanya huruf إِلاَّ, yaitu bisa nashob, badal, rofa’, dst.
Contoh:
- جَاءَ الْقَوْمُ غَيْرَ حِمَارٍ (Telah datang kaum selain keledai)
- جَاءَ الْقَوْمُ غَيْرَ زَيْدٍ (Telah datang kaum selain Zaid)
- مَا جَاءَ الْقَوْمُ غَيْرَ / غَيْرُ زَيْدٍ (Kamu tidak datang selain Zaid)
- مَا مَرَرْتُ بِغَيْرِزَيْدٍ (Aku tidak bertemu seorangpun selain dengan Zaid)
Penggunaan سِوًاى, سُوًاى, dan سَوًاءٌ
Penggunaanya sama seperti غَيْرُ.
Penggunaan خَلاَ, عَدَا, حَاشَا
Mustatsna boleh dibaca nashob, kedudukannya menjadi maf’ul bih dengan menjadikan huruf istitsna menjadi fi’il.
جَاءَ الْقَوْمُ خَلاَ زَيْدًا (Kaum telah datang selain Zaid)
Mustatsna juga boleh dibaca jar, kedudukannya menjadi jar dengan menjadikan huruf istitsna menjadi huruf jar.
جَاءَ الْقَوْمُ خَلاَ زَيْدٍ (Kaum telah datang selain Zaid)