Ibrahim Al Anshor

Website Developer

Catatan al-Ajurumiyyah: Mengenal Taukid

October 12, 2025

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Taukid adalah isim yang mengikuti isim lain (muakkid) untuk maksud tertentu seperti menguatkan makna. Contoh:

جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ (Zaid telah datang, dirinya)

Lafadh-lafadh taukid:

  1. النَّفْسُ (dzat / dirinya), contoh: جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ (Zaid telah datang, dirinya)
  2. الْعَيْنُ (dzat / dirinya), contoh: جَاءَ زَيْدٌ عَيْنُهُ (Zaid telah datang, dirinya)
  3. كُلٌّ (semuanya), contoh: جَاءَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ (Kaum telah datang, semuanya)
  4. أَجْمَعُ (semuanya), contoh: جَاءَ الْقَوْمُ </u>أَجْمَعُوْنَ</u> (Kaum telah datang, semuanya)
  5. Lafadh-lafadh yang seperti أَجْمَعُ, yaitu أَكْتَعُ, أَبْصَعُ, أَبْتَعُ semuanya maknanya “semuanya”.

Makna lafadh-lafadh taukid:

  1. Lafadh النَّفْسُ dan الْعَيْنُ untuk menghilangkan dugaan diberikan hukun kepada selain muakkid, contoh: جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ artinya Zaid telah datang, dirinya sendiri bukan ayahnya, ibunya atau yang lain.
  2. Lafadh كُلٌّ dan أَجْمَعُ untuk menghilangkan dugaan diberikan hukum kepada sebagian muakkid, contoh: جَاءَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ artinya kaum telah datang, semuanya, bukan hanya sebagian.

Hukum taukid:

  1. Lafadh taukid wajib mengikuti muakkid dalam hal i’rabnya, jika muakkid rofa’ maka lafadh taukid harus rofa’, begitu juga ketika nashob dan jar.
  2. Muakkid harus isim ma’rifat.