Catatan Syarah Tsalatsatul Ushul al-Utsaimin: Dakwah Harus Dengan Ilmu
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Berdakwah harus berdasarkan ilmu tentang syariat Allah ﷻ, agar dakwah tersebut bisa menjadi dakwah yang penuh ilmu dan bashiroh (pengetahuan yang jelas dan mendalam).
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf: 108)
Bashiroh dalam berdakwah adalah seorang pendakwah hendaknya mengetahui hal-hal berikut:
- Mengetahui ilmu-ilmu tentang hukum syariat.
- Mengetahui cara berdakwah.
- Mengetahui kondisi orang yang didakwahi.
Medan-Medan Dakwah
Medan untuk berdakwah kepada Allah ﷻ ada banyak:
- Berdakwah dengan pidato
- Berdakwah dengan berceramah
- Berdakwah dengan menulis makalah
- Berdakwah dengan membuat halaqah ilmu
- Berdakwah dengan membuat karya tulis dan karangan
- Berdakwah dengan membuat majlis khusus
Ketika seseorang duduk di suatu majlis untuk berdakwah, maka itu adalah peluang untuk berdakwah kepada Allah ﷻ. Maka hendaknya dakwah tersebut dengan cara yang tidak membosankan dan tidak memberatkan.
Misalnya seorang dai memaparkan suatu permasalahan ilmiyyah, lalu dimulai diskusi dan tanya jawab terkait masalah tersebut. Cara ini bisa saja lebih efektif untuk memahami agama dan ilmu daripada ceramah yang satu arah saja.
Dakwah Adalah Tugas Utama Para Rasul
Berdakwah menyeru kepada Allah ﷻ adalah tugas utama para rasul. Maka dakwah bisa menjadi jalan bagi orang yang mau mengikuti para rasul.
Sesorang yang telah mengenal Tuhan, Nabi, dan agamanya, serta diberi taufik oleh Allah ﷻ atas hal tersebut, maka hendaknya ia berusaha menyelamatkan saudaranya dengan menyeru mereka kepada Allah ﷻ dan memberi kabar yang baik.
Rasulullah ﷺ bersabda Ali bin Abi Thalib pada hari Khaibar:
انْفُذْ علَى رِسْلِكَ حتَّى تَنْزِلَ بسَاحَتِهِمْ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إلى الإسْلَامِ، وأَخْبِرْهُمْ بما يَجِبُ عليهم مِن حَقِّ اللَّهِ فِيهِ؛ فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بكَ رَجُلًا واحِدًا، خَيْرٌ لكَ مِن أنْ يَكونَ لكَ حُمْرُ النَّعَمِ
Jalanlah dengan tenang, sampai engkau tiba di halaman mereka, lalu ajaklah mereka kepada Islam dan kabarkan hak Allah dalam Islam yang wajib mereka tunaikan! Demi Allah, jika ada seseorang yang Allah beri petunjuk melalui engkau, sungguh lebih baik daripada engkau memiliki unta merah. (HR. Bukhari: 4210)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَن دَعا إلى هُدًى، كانَ له مِنَ الأجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَن تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلكَ مِن أُجُورِهِمْ شيئًا، ومَن دَعا إلى ضَلالَةٍ، كانَ عليه مِنَ الإثْمِ مِثْلُ آثامِ مَن تَبِعَهُ، لا يَنْقُصُ ذلكَ مِن آثامِهِمْ شيئًا
Siapa saja yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapat pahala semisal pahala-pahala orang yang mengikutinya. Pahalanya itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapat dosa semisal dosa-dosa orang yang mengikutinya. Dosanya itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. Muslim: 2674)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ، فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فاَعِلِهِ
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya. (HR. Muslim: 1893)