Catatan Syarah Tsalatsatul Ushul al-Utsaimin: Makna Ibadah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Beribadah dengan memurnikan ketaatan dalam menjalankan agama adalah perintah Allah ﷻ kepada seluruh manusia dan tujuan penciptaan manusia.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al-Anbiya: 25)
Allah ﷻ menerangkan pada ayat lain bahwasanya manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56)
Pada ayat tersebut, makna “beribadah kepada-Ku” adalah “mentauhidkan-Ku”. Tauhid adalah salah satu makna dari ibadah. Ibadah maknanya lebih umum daripada tauhid.
Ibadah dibagi menjadi dua jenis:
Ibadah Kauniyyah
Yaitu tunduk kepada perintah Allah ﷻ yang terjadi secara alami. Ibadah ini meliputi semua makhluk, tidak ada yang dapat menghindarinya.
إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَٰنِ عَبْدًا
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (QS. Maryam: 93)
Seseorang tidak terpuji karena berbuat ibadah jenis ini, karena perbuatannya kadang tanpa kemauan. Tapi terkadang terpuji misalnya ketika bersyukur ketika lapang dan bersabar ketika tertimpa musibah.
Ibadah Syariah
Yaitu menjalankan perintah Allah ﷻ dengan menjalankan perintah syar’i. Ibadah ini khusus bagi orang yang taat kepada Allah ﷻ dan mengikuti apa yang dibawah oleh para rasul:
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati… (QS. Al-Furqan: 63)
Semua bentuk ibadah jenis ini adalah terpuji.