Ibrahim Al Anshor

Fullstack Website Developer

Catatan Syarah Tsalatsatul Ushul al-Utsaimin: Tafsir Surah Al-'Ashr

November 09, 2025

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-‘Ashr: 1-3)

Makna Al-‘Ashr

Al-‘Ashr artinya adalah masa, yaitu tempat (ruang) segala kejadian, yang baik dan yang buruk.

4 Sifat Orang yang Tidak Merugi

Sungguh, semua manusia benar-benar di dalam kerugian, kecuali orang yang memiliki 4 sifat:

  1. Beriman, mencakup semua hal yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dalam bentuk kepercayaan yang benar dan ilmu yang bermanfaat.
  2. Beramal Salih, ucapan dan perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, harus iklhas karena Allah ﷻ semata, dan mengikuti petunjuk Nabi ﷺ.
  3. Saling berwasiat dalam kebenaran, mewasiatkan satu sama lain untuk mengerjakan perbuatan baik dan menganjurkannya.
  4. Saling berwasiat dengan kesabaran, mewasiatkan satu sama lain untuk bersabar dalam menjalankan perintah Allah ﷻ, menjauhi larangan-Nya dan menerima ketetapan-Nya.

4 Tingkatan Jihad Melawan Hawa Nafsu

Ibnul Qayyim Rahimahullah menyebutkan jihad melawan hawa nafsu terbagi menjadi 4 tingkatan:

  1. Jihad dengan menuntut ilmu agama, yang merupakan kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat.
  2. Jihad dengan mengamalkan ilmu yang sudah diketahui.
  3. Jihad dengan mendakwahkan ilmu tersebut kepada orang yang mengetahui.
  4. Jihad dengan bersabar dalam segala gangguan di dalam dakwah, semata-mata hanya untuk Allah ﷻ.

Orang yang telah menyempurnakan keempat tingkatan ini, maka ia termasuk golongan Robbaaniyyiin (Orang-orang Robbani).

Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Saling berwasiat dalam menetapi kebenaran dan kesabaran juga meliputi amar ma’ruf nahi munkar yang keduanya merupakan syarat tegaknya umat, kebaikan, kemenangan, kemuliaan dan keutamaan. Allah ﷻ berfirman:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali ‘Imran: 110)

Surat Ini Cukup untuk Memotivasi Manusia Menyelamatkan Dirinya dari Kerugian

Imam Syafi’i rahimahullah berkata:

لَوْ مَا أَنْزَلَ اللهُ حُجَّةً عَلَى خَلْقِهِ إِلَّا هَذِهِ الصُّورَةَ لَكَفَتْهُمْ

Seandainya Allah tidak menurunkan suatu hujjah kepada makhluk-Nya selain surat ini, niscaya ia sudah cukup bagi mereka

Maksudnya, orang yang berakal ketika membaca atau mendengarkan surat ini, maka dia akan bergegas menyelamatkan dirinya dari kerugian, yaitu dengan mensifati dirinya dengan 4 sifat: beriman, beramal salih, saling berwasiat dalam kebenara, dan saling berwasiat dengan kesabaran.

Cukup di sini, adalah cukup untuk memotivasi manusia menyelamatkan dirinya dari kerugian, bukan cukup dalam semua syariat.