Catatan Tsalatsatul Ushul: Landasan Ketiga, Tugas Para Rasul
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi.
Landasan Ketiga: Tugas Para Rasul
Rasul pertama yang Allah ﷻ utus adalah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad ﷺ.
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, (QS. An-Nisa: 163)
يَا نُوحُ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ
Wahai Nuh, kamulah Rasul pertama kepada penduduk bumi ini (HR. Bukhari, no 3340)
Memberi Kabar Gembira dan Memberi Peringatan
Allah ﷻ utus para rasul untuk memberikan kabar gembira akan adanya ganjaran yang mulia bagi orang-orang yang beriman kepada Allah ﷻ. Dan memberikan peringatan akan adanya adzab yang pedih bagi kepada yang orang-orang yang ingkar kepada Allah ﷻ.
Sehingga manusia tidak punya alasan lagi untuk membantah keputusan Allah ﷻ setelah diutusnya para rasul.
رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa: 165)
Mengajak Manusia Untuk Mentauhidkan Allah dan Menjauhi Tagut
Allah ﷻ utus para rasul untuk mengajak manusia agar beribadah kepada Allah ﷻ dengan mentauhidkan-Nya, dan menjauhi tagut.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An-Nahl: 36)
Definisi Tagut
Definisi Tagut menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah adalah:
كُلُّ مَا تَجَاوَزَ بِهِ الْعَبْدُ حَدَّهُ مِنْ مَعْبُودٍ أَوْ مَتْبُوعٍ أَوْ مُطَاعٍ
Tagut adalah sesuatu yang diperlakukan manusia secara melampaui batas, baik berupa sesembahan, yang diikuti atau yang diaati.
Para Pemimpin Tagut
Tagut ada banyak, para pemimpinnya adalah:
- Iblis laknatullah, secara zatnya disembah atau taat kepada perintahnya.
- Yang disembah selain Allah dan dia rida. Para Nabi dan Malaikat bukan tagut meski banyak dari mereka disembah namun mereka tidak rida.
- Yang menyeru untuk menyembah dirinya, contohnya Firaun.
- Yang mengaku mengetahui ilmu gaib, contohnya dukun.
- Yang berhukum selain dengan hukum Allah ﷻ, yang menyakini bahwa hukum tersebut setara atau bahkan lebih baik dari hukum Allah ﷻ.
Kita wajib untuk kufur kepada para tagut tersebut.
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 256)
Beriman kepada Allah ﷻ dan kufur kepada tagut adalah makna tauhid “لا إله إلا الله”, yaitu menafikan semua sesembahan selain Allah dan menetapkan Allah ﷻ satu-satunya yang berhak disembah.