Catatan Tsalatsatul Ushul: Mukadimah Kedua
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi.
Mukadimah Kedua
Setiap muslim wajib memelajari tiga masalah dan mengamalkannya:
- Allah ﷻ telah menciptakan kita, memberi rezeki kepada kita dan tidak membiarkan kita begitu saja, tetapi mengutus seorang Rasul kepada kita. Maka wajib kita menaati Rasul tersebut.
- Allah ﷻ tidak rida dengan kesyirikan kepada siapapun di dalam beribadah kepada-Nya.
- Tidak boleh loyal kepada orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya.
Poin Pertama: Allah Telah Menciptakan Kita
Manusia beserta alam semesta dan seisinya pasti ada penciptanya, ini dapat dibuktikan dengan dua hal:
- Tidak mungkin alam semesta dan seisinya ada begitu saja.
- Tidak mungkin alam semesta dan seisinya menciptakan diri mereka sendiri.
Maka Allah ﷻ yang menciptakan kita beserta alam semesta dan seisinya, Allah juga memberikan rezeki kepada kita. Allah ﷻ berfirman:
أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى (36) أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَىٰ (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَىٰ (39) أَلَيْسَ ذَٰلِكَ بِقَادِرٍ عَلَىٰ أَن يُحْيِيَ الْمَوْتَىٰ (40)
Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)? Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (QS. Al-Qiyamah: 36-40)
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. (QS. Al-Baqarah: 164)
Allah ﷻ yang telah menciptakan kita tidak membiarkan kita begitu saja, tetapi Allah mengutus seorang Rasul untuk ditaati. Allah ﷻ berfirman dalam hadis Qudsi:
إِنَّما بَعَثْتُكَ لأَبْتَلِيَكَ وأَبْتَلِيَ بكَ
Sesungguhnya aku mengutusmu untuk mengujiMu dan denganMu Aku menguji. (HR. Muslim, no. 2865)
Rasul diutus untuk menguji kita, barang siapa yang taat kepadanya akan selamat dan dimasukkkan ke dalam surga, barang siapa yang membangkang kepadanya akan dimasukkan ke dalam neraka.
Tiga tugas Rasul:
- Mengenalkan sifat-sifat Allah ﷻ.
- Menjelaskan apa yang Allah ﷻ cintai agar dijalankan dan apa yang Allah benci agar ditinggalkan.
- Mengingatkan akan adanya hari pembalasan.
Allah ﷻ mengingatkan kepada penduduk Mekkah bahwa diutusnya Nabi Muhammad ﷺ bukanlah sesuatu yang baru, Allah telah mengutus Nabi-Nabi sebelumnya termasuk Nabi Musa kepada Fir’aun. Barang siapa mendurhakai Nabi Muhammad maka dikhawatirkan akan berakhir sama seperti Fir’aun yang mendurhakai Nabi Musa yaitu disiksa dengan siskaan yang berat.
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ رَسُولًا (15) فَعَصَىٰ فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا (16)
Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir’aun. Maka Fir’aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. (QS. Al-Muzzammil: 15-16)
Fir’aun disiksa di tiga tempat:
- Di dunia, ditenggelamkan di laut merah.
- Di alam barzah, dinampakkan panasnya api neraka di waktu pagi dan petang.
- Di akhirat, diazab dengan sangat keras.
ٱلنَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدْخِلُوٓا۟ ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ ٱلْعَذَابِ
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. (QS. Al-Mu’min: 46)
Poin Kedua: Allah Tidak Rida Dengan Kesyirikan
Syirik adalah dosa yang paling besar, karena kesyirikan menjatuhkan hak Allah ﷻ yaitu diibadahi. Satu-satunya yang berhak untuk diibadahi hanyalah Allah ﷻ, tidak ada yang lain, karena Allah-lah yang telah menciptakan kita dan memberikan rezeki kepada kita, maka hanya kepada Allah ﷻ kita beribadah.
سَأَلْتُ النَّبِيُّ صل الله عليه و سلم أَيُ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ قَالَ " أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ"
Saya bertanya kepada Rasulullah ﷺ: “Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?” Beliau menjawab: “Engkau membuat tandingan bagi Allah (syirik), padahal Dia yang menciptakanmu.” (HR. Bukhari, no. 4477)
Orang yang mati dalam keadaan musyrik maka dia tidak akan diampuni oleh Allah ﷻ , dia kekal di dalam neraka selama-lamanya.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa: 48)
مَن مَاتَ وهْوَ يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ وقُلتُ أنَا: مَن مَاتَ وهْوَ لا يَدْعُو لِلَّهِ نِدًّا دَخَلَ الجَنَّةَ
Barang siapa yang mati, sedangkan dia menyeru selain Allah sebagai tandingannya maka dia masuk neraka. Sedangkan aku berkata; “Barang siapa yang mati dan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia masuk surga.” (HR. Bukhari, no. 4497)
Dosa syirik akan menghapus seluruh amal ibadah yang telah dilakukan, karena tidak ada amal soleh yang diterima bersama kesyirikan.
وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65)
Poin Ketiga: Tidak Boleh Loyal Kepada Orang yang Memusuhi Allah dan Rasul-Nya
Orang yang beriman dan mentauhidkan Allah ﷻ tidak mungkin dia berkasih sayang dan memberikan loyatias kepada orang yang musyrik yaitu orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya.
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُّؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ يُوَاۤدُّوْنَ مَنْ حَاۤدَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَوْ كَانُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ اَوْ اَبْنَاۤءَهُمْ اَوْ اِخْوَانَهُمْ اَوْ عَشِيْرَتَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ كَتَبَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْاِيْمَانَ وَاَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِّنْهُ ۗوَيُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ اُولٰۤىِٕكَ حِزْبُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (QS. Al-Mujadalah: 22)
Ini adalah keyakinan yang ada di dalam hati, sedangkan di dalam masalah muamalah kita diperintahkan untuk berbuat baik dan adil kepada mereka selama mereka tidak memerangi kita.
لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah: 8)