Ibrahim Al Anshor

Website Developer

Catatan Tsalatsatul Ushul: Landasan Kedua, Rukun Ihsan

September 18, 2025

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi.

Landasan Kedua: Rukun Ihsan

Ihsan menyempurnakan ibadah lahir (Islam) dan batin (Iman), yang memiliki satu rukun, yaitu: Engkau beribadah kepada Allah ﷻ seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya maka sungguh Allah ﷻ melihatmu.

اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَّالَّذِيْنَ هُمْ مُّحْسِنُوْنَ

Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. An-Nahl: 128)

Maksud dari “seakan-akan engkau melihat Allah ﷻ” adalah menghadirkan keagungan Allh ﷻ sehingga seakan-akan Allah ﷻ berada di hadapanmu dan seakan-akan engkau pun melihat-Nya. Karena Allah ﷻ tidak akan bisa dilihat di dunia ini, Rasulullah ﷺ bersabda:

وإنكم لن تروا ربَّكم حتى تموتوا

Dan sungguh kalian tidak akan melihat Tuhan kalian sampai kalian mati. (HR. Abu Dawud, no 4320)

Allah ﷻ melihat seorang hamba saat dia mengerjakan salat sendirian di tengah malam, dan Allah ﷻ melihat perubahan seorang hamba dari dia berdiri, rukuk dan sujud bersama orang-orang yang salat berjamaah, dan Allah ﷻ mendengar apa yang seorang hamba baca dari Al-Qur’an dan dzikir di dalam salat, dan Allah ﷻ mengetahui niat dan amal perbuatan seorang hamba.

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ (217) الَّذِيْ يَرٰىكَ حِيْنَ تَقُوْمُ (218) وَتَقَلُّبَكَ فِى السّٰجِدِيْنَ (219) اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (220)

Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang. Yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk salat), dan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Asy-Syu’ara’: 217-220)

Setiap perkara yang seorang hamba lakukan, setiap ayat Al-Qur’an yang seorang hamba baca, dan setiap amal perbuatan yang seorang hamba kerjakan, pasti Allah ﷻ melihat, mengetahui, dan mendengarkan hal tersebut.

وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَّمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْاٰنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ اِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا اِذْ تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَّبِّكَ مِنْ مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ وَلَآ اَصْغَرَ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرَ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Dan tidakkah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur’an serta tidak pula kamu melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah, baik di bumi ataupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan semua tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Yunus: 61)