Ibrahim Al Anshor

Website Developer

Catatan Tsalatsatul Ushul: Landasan Kedua, Rukun Islam

September 16, 2025

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi.

Landasan Kedua: Rukun Islam

Rukun islam ada lima:

  1. Syahadatain
  2. Salat
  3. Zakat
  4. Puasa
  5. Haji

1. Syahadatain

Syahadat yang pertama adalah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah ﷻ.

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-bijaksana. (QS. Ali ‘Imran: 18)

Kalimat “لا إله إلا الله” maknanya adalah “Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah ﷻ”. Sebagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menyatakan bahwasanya dirinya berlepas dari seluruh sesembahan yang disembah oleh ayah dan kaumnya kecuali Allah ﷻ.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (27) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (28)

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, Tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku”. Dan (lbrahim ‘alaihissalam) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. (QS. Az-Zukhruf: 26-28)

Kalimat “لا إله إلا الله” memiliki dua rukun:

  1. “لا إله”, yaitu menafikan semua sesembahan selain Allah.
  2. “إلا الله”, yaitu menetapkan ibadah kepada Allah ﷻ dengan mengesakan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Syahadat yang kedua adalah bersaksi bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah utusan Allah ﷻ.

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (QS. At-Taubah: 128)

Syahadat yang kedua ini mewajibkan empat hal:

  1. Membenarkan apa yang Nabi Muhammad ﷺ kabarkan.
  2. Melaksanakan apa yang Nabi Muhammad ﷺ perintahkan.
  3. Menjauhi apa yang Nabi Muhammad ﷺ larang dan peringatkan.
  4. Tidak menyembah kepada Allah ﷻ kecuali dengan apa yang telah Dia syariatkan.

Apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ tidaklah keluar dari hawa nafsunya, yang Dia sampaikan adalah wahyu yang Allah ﷻ wahyukan kepadanya.

وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ (4)

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm: 3-4)

2. Salat

Agama Islam adalah agama yang lurus yang jauh dari kesesatan, di dalamnya diperintahkan untuk mendirikan salat.

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (QS. Al-Bayyinah: 5)

Salat disebutkan secara khusus karena ia merupakan tiang agama. Seseorang yang menjaga salatnya maka dia telah menjaga agamanya dan mendirikan agamanya dengan lebih sempurna.

3. Zakat

Agama Islam adalah agama yang lurus yang jauh dari kesesatan, di dalamnya diperintahkan untuk menunaikan zakat.

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (QS. Al-Bayyinah: 5)

Zakat disebutkan secara khusus karena ia merupakan tiang agama. Seseorang yang senantiasa membayar zakat maka dia telah menunaikan sebagian dari kebaikan yang belum dia tunaikan dan mendirikan agamanya dengan lebih sempurna.

4. Puasa

Allah ﷻ telah mewajibkan bagi orang yang beriman untuk berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya. Salah satu amal soleh paling utama ialah puasa.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al-Baqarah: 183)

5. Haji

Allah ﷻ telah mewajibkan manusia untuk mengunjungi Baitullah untuk menunaikan ibadah haji, bagi yang memiliki kemampuan untuk sampai ke tempat itu. Barangsiapa yang mengingkari kewajiban haji, maka dia telah kafir. Allah ﷻ Maha Kaya tidak butuh terhadap orang kafir itu dan segenap alam semesta.

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. (QS. Ali-‘Imran: 97)