Catatan Tsalatsatul Ushul: Landasan Kedua, Tingkatan Agama Islam
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi.
Landasan Kedua: Tingkatan Agama Islam
Agama Islam memiliki tiga tingkatan: Islam, Iman, dan Ihsan. Setiap tingkatan memiliki rukun-rukun.
Tingkatan Pertama: Islam
Rukun islam ada lima:
- Syahadatain
- Sholat
- Zakat
- Puasa
- Haji
Rukun islam berkaitan dengan amalan-amalan zahir.
وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً.
Kemudian ia (Jibril) berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” (HR. Muslim, no 8)
Tingkatan Kedua: Iman
Rukun iman ada enam:
- Iman kepada Allah ﷻ
- Iman kepada para Malaikat
- Iman kepada kitab-kitab
- Iman kepada para Rasul
- Iman kepada hari akhir
- Iman kepada takdir baik dan takdir buruk
Rukun iman berkaitan dengan amalan-amalan batin.
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ.
Kemudian ia (Jibril) bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” (HR. Muslim, no 8)
Tingkatan Ketiga: Ihsan
Rukun ihsan hanya ada satu, yaitu: Beribadah seakan-akan melihat Allah ﷻ, jika tidak mampu maka yakinlah Allah ﷻ sedang melihat (muraqabatullah).
Rukun ihsan berkaitan dengan kondisi ketika beribadah.
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ.
Dia (Jibril) bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim, no 8)