Ibrahim Al Anshor

Website Developer

Catatan Tsalatsatul Ushul: Landasan Ketiga, Hijrah dan Dakwah Nabi

September 20, 2025

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi.

Landasan Ketiga: Hijrah dan Dakwah Nabi Muhammad ﷺ

Nabi Muhammad ﷺ setelah kenabian berdakwah 10 tahun di Mekkah menyeru kepada tauhid. Kemudian beliau ﷺ diangkat ke langit untuk diperintahkan salat lima waktu. Kemudian beluau ﷺ solat lima waktu selama 3 tahun di Mekkah. Kemudian beliau diperintah untuk hijrah ke Madinah.

Makna dan Hukum Hijrah

Hijrah adalah berpindah dari negeri kafir ke negeri Islam. Hijrah hukumnya wajib. Kewajiban ini tetap berlaku sampai hari kiamat kelak.

Orang yang tidak mau berhijrah padahal dia mampu maka dia telah dzalim kepada dirinya sendiri dan diancam tempatnya di neraka.

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (97) إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا (98) فَأُولَٰئِكَ عَسَى اللَّهُ أَن يَعْفُوَ عَنْهُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا (99)

Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).” Mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah), maka mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun. (QS. An-Nisa: 97-99)

Definisi Negeri Kafir

Negeri kafir adalah negeri yang di dalamnya tidak terdapat syiar-syiar Islam secara menyeluruh. Syiar-syiar Islam contohnya azan, masjid, salat Jum’at, salat ‘ied, dll.

Tinggal di negeri kafir bahaya sangat besar terhadap agama seorang muslim, akhlaknya, perilakunya, dan adabnya. Orang yang tinggal di negara kafir akan sulit beribadah kepada Allah ﷻ, sulit menjalankan syariat karena larangan-larangan di negara kafir, dan tidak bisa tenang dengan pemandangan kesyirikan dan penyimpangan di mana-mana.

Indonesia adalah negeri Islam karena di negara ini syiar-syiar Islam masih tersebar luas dan bebas, meskipun hukum syariat yang berlaku di negara ini masih tercampur dengan hukum karangan manusia.

Jika terpaksa harus tingal di negeri kafir, maka boleh tapi harus memenuhi tiga syarat berikut:

  1. Harus bisa menjalankan syariat Islam di sana.
  2. Memiliki ilmu dan iman yang cukup untuk menyelamatkan diri dari syahwat dan syubhat.
  3. Memiliki kebutuhan di negeri kafir tersebut seperti berobat, berdakwa, sebagai utusan negara, dll.

Dakwah Nabi ﷺ Di Madinah

Nabi ﷺ berdakwah selama 10 tahun Di Madinah. Di sana Nabi ﷺ diperintahkan untuk menetapkan syariat-syariat Islam seperti puasa, haji, jihad, dsb. Sampai beliau ﷺ wafat di usia 63 tahun. Dan agama yang dibawanya abadi sampai sekarang.

Maka agama yang abadi itu adalah Islam. Tidak ada kebaikan kecuali Nabi ﷺ tunjukan bagi manusia kepada kebaikan tersebut, dan tidak ada keburukan kecuali Nabi ﷺ peringatkan bahaya tersebut.

Kebaikan tersebut adalah tauhid dan semua yang Allah ﷻ cintai dan ridai. Keburukan tersebut adalah sirik dan semua yang Allah ﷻ benci dan tolak.

Nabi ﷺ Diutus kepada Seluruh Manusia dan Jin

Allah ﷻ mengutus Nabi ﷺ kepada seluruh manusia dan jin. Dan Allah ﷻ mewajibkan kepada seluruhnya untuk taat kepadanya.

قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا

Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, (QS. Al-A’raf: 158)

وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. (QS. Al-Ahqaf: 29)

Nabi ﷺ Menyempurnakan Agama Islam

Islam adalah agama yang terakhir, maka Islam adalah agama yang sempurna yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Dan Nabi ﷺ adalah nabi terakhir yang diutus untuk menyempurnakan agama Islam.

اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. (QS. Al-Ma’idah: 3)