Catatan Tsalatsatul Ushul: Landasan Ketiga, Mengenal Nabi
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi.
Landasan Ketiga: Mengenal Nabi
Nabi kita adalah Nabi Muhammad ﷺ.
Seorang muslim wajib mengenalnya, agar mampu menjawab pertanyaan di fitnah kubur “Siapa Nabimu?”.
Seorang muslim wajib mencintai Nabi Muhammad ﷺ melebihi dirinya sendiri dan melebihi siapapun dari kalangan hamba Allah ﷻ.
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah salah seorang dari kalian beriman hingga aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya.” (HR. Muslim, no 44)
Mengenal Nabi Muhammad ﷺ
Nabi kita bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Hasyim dari Bani Quraisy. Bani Quraisy adalah orang Arab, orang Arab adalah keturunan Nabi Ism’ail bin Ibrahim ‘alaihimassalam.
Nabi Muhammad ﷺ hidup 63 tahun, 40 tahun sebelum kenabian dan 23 tahun setelah kenabian. Beliah lahir di kota Mekkah kemudian hijrah ke Madinah.
Diutusnya Nabi Muhammad ﷺ
Beliau ﷺ diangkat menjadi Nabi dengan surah al-‘Alaq, dan diperintahkan untuk berdakwah dengan surah al-Mudatsir.
Allah ﷻ mengutus beliau ﷺ untuk memberi peringatan kepada manusia akan bahaya syirik dan menyeru kepada tauhid.
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (5) وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ (6) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7)
Wahai orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan! dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji, dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. (QS. Al-Mudatsir: 1-7)
- Makna “قُمْ فَأَنذِرْ” adalah memberi peringatan kepada manusia akan bahaya syirik dan menyeru kepada tauhid.
- Makna “وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ” adalah mengagungkan Allah ﷻ dengan tauhid.
- Makna “وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ” adalah membersihkan amal dari kesyirikan.
- Makna “الرُّجْزَ” adalah berhala.
- Makna “فَاهْجُرْ” adalah meninggalkan berhala dan penyembahnya dan berlepas diri dari keduanya.
Bukti Kenabian Nabi Muhammad ﷺ
Bukti pertama, Nabi Muhammad ﷺ memiliki mukjizat yang tampak, seperti terbelahnya rembulan, keluarnya air dari jari-jari Nabi ﷺ, makanan dan minuman yang menjad banyak, dll.
Bukti kedua, yaitu Al-Qur’an. Allah ﷻ menantang orang kafir untuk mendatangkan satu saja surat saja yang semisal dengan Al-Qur’an namun mereka tidak mampu.
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah)
Padahal Al-Qur’an turun dalam bahasa arab kepada mereka orang arab yang fasih berbahasa arab. Sedangkan Nabi Muhammad ﷺ adalah seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis.
وَمَا كُنْتَ تَتْلُوْا مِنْ قَبْلِهٖ مِنْ كِتٰبٍ وَّلَا تَخُطُّهٗ بِيَمِيْنِكَ اِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُوْنَ
Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur’an) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya. (QS. Al-‘Ankabut: 48)
Bukti ketiga, kesempurnaan syariat yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ yang sempurna dan sangat lengkap yang bertahan dan relevan dari zaman dahulu hingga sekarang.
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Ma’idah: 3)
Bukti keempat, pemberitaan Nabi Muhammad ﷺ tentang hal gaib. Misalnya di Al-Qur’an Allah memberitakan tentang kekalahan Romawi dari Persia, kemudian Allah memberitakan bahwa nantinya (kurang dari 10 tahun), Romawi yang akan menang.
الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُم مِّن بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4)
Alif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, (QS. Ar-Rum: 1-4)
Bukti kelima, Akhlak dan perjalanan hidup Nabi Muhammad ﷺ, jika kita memperhatian dan menelaah kisah hidup Nabi ﷺ maka kita akan tahu bahwa Nabi ﷺ adalah benar-benar utusan Allah ﷻ. Seluruh perilaku Nabi ﷺ dapat dijadikan suri tauladan. Seluruh kehidupan Nabi ﷺ dalam Islam adalah dalil. Semua yang diperlukan oleh umat manusia ada pada diri Nabi ﷺ.